Tuesday, May 24, 2011

Raja Yang Tak Pernah Salah

Sewaktu anak kita masih kecil dan belajar jalan, tidak jarang tanpa sengaja mereka menabrak kursi atau meja. Lalu mereka menangis. Umumnya, yang dilakukan oleh orang tua supaya tangisan anak berhenti adalah dengan memukul kursi atau meja yang tanpa sengaja mereka tabrak. Sambil mengatakan: "Siapa yang nakal ya? Ini sudah Papa/Mama pukul kursi atau mejanya... sudah ya... cup... cup... cup... diem ya... Akhirnya si anak pun terdiam.

Ketika proses pemukulan terhadap benda-benda yang mereka tabrak terjadi, sebenarnya kita telah mengajarkan kepada anak bahwa ia tidak pernah bersalah. Yang salah adalah orang atau benda lain. Pemikiran ini akan terus terbawa hingga ia dewasa. Akibatnya, setiap ia mengalami suatu peristiwa dan terjadi suatu kekeliruan, maka yang keliru atau salah adalah orang lain, dan dirinya selalu benar. Akibat lebih lanjut, yang pantas untuk diberi peringatan, sanksi atau hukuman adalah orang lain yang tidak melakukan suatu kekeliruan atau kesalahan.

Sebagai orang tua, kita baru menyadari hal tersebut ketika si anak sudah mulai melawan kepada kita. Perilaku melawan ini terbangun sejak kecil karena tanpa sadar kita telah mengajarinya untuk tidak pernah merasa bersalah.

Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan ketika si anak yang baru belajar berjalan itu menabrak sesuatu sehingga membuatnya menangis? 
Yang sebaiknya kita lakukan adalah ajarilah ia untuk bertanggung jawab atas apa yang terjadi; katakanlah padanya (sambil mengusap bagian yang menurutnya terasa sakit): "Sayang, kamu terbentur ya? Sakit ya? Lain kali hati-hati ya, jalannya pelan-pelan saja dulu, supaya tidak terbent

ur lagi."



Mengapa Anak Saya Suka Melawan & Susah Diatur?
(Grasindo) Ayah Edy

No comments:

Post a Comment